"kau tahu sesuatu?" kata itu terdengar pelan ditelingaku yang mulai terasa dingin di sapu angin malam ini. Hujan tadi sore memang membuat semuanya terasa dingin. Aku duduk berdua dengannya di sepeda motor yang melaju dengan pelan, malam hari, mengantarnya pulang kerumah dengan harapan semuanya baik-baik saja. Dia Dewi kecilku yang sangat kubanggakan dan sangat ku sayangi, aku sengaja menjemputnya sehabis dia berjuang untuk masa depannya kelak, belajar di negeri orang, ya, demi sesuatu yang disebut masa depan yang lebih baik.
"apa?" tanyaku dengan pelan mengikuti suara rendahnya.
"kau yang terbaik, pengorbananmu sangat besar untukku, tak akan ada yang bisa menjadi sepertimu" Dia mengatakannya dengan sangat penuh perasaan dan perlahan, dengan dekapan kasih sayang yang hangat terasa. Dekapan yang terasa takut akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Aku hanya mampu tersenyum padanya saat itu, walaupun wajahku tak bisa kuperlihatkan padanya yang mencoba untuk menenangkan hatinya. Jujur, saat itu yang dapat kulakukan hanya diam, bingung ingin berkata apa. hanya beberapa point penting yang tersirat dalam hati yang memang tak bisa kuungkapkan olehku saat itu.
"Kita sudah sampai, maaf kalau aku hanya bisa mengantarmu sampai sini" ucapanku mengakhiri semua lamunanku sendiri sepanjang perjalanan, gerimis kecil mulai jatuh secara perlahan. terlallu jauh untuk seseorang yang mengantarkan orang yang disayangnya sampai dirumah.
"iya" dia masih tetap tersenyum walaupun aku tau sebenarnya dia masih ingin bersamaku sampai depan pintu rumahnya, muka yang mencoba untuk ikhlas itu sangat terasa di hati ini.
"kau pernah mendengar tentang sebuah cerita?" aku mencoba untuk menenangkan hatinya
"apa?" dia menyahut sedikit antusias.
"cerita tentang seorang wanita yang memiliki impian untuk hidup bersama lelaki yang dikasihinya. pengorbanan dan perjuangannya luar bisa untuk mencapai impiannya tersebut, karena memang lelaki tersebut tidak ada disampingnya terus, bahkan sampai sempat menghilang tak ada kabar. tapi kau tahu sesuatu?tak lebih dari 2 tahun akhirnya impiannya terkabul. Mereka dipersatukan kembali oleh satu hal yang bernama takdir. Dan tak ada senjata sehebat apapun yang bisa merubah takdir kecuali do'a yang baik. kitapun bisa seperti mereka dengan sebuah keikhlasan dan do'a yang kita utarakan"
dia terssenyum, memelukku, kemudian akhirnya berjalan meninggalkanku untuk pulang kerumahnya. sesekali dia melihat ku dari kejauhan, dengan sedikit gerimis yang jatuh dengan konstan, sampai akhirnya dia menghilang dri pandanganku dan sampai ke pintu rumahnya, tempat tinggalnya bersama orang tua yang disayanginya.
Aku masiih disini, masih tetap tersenyum untuknya, masih tetap mencoba untuk membahagiakannya, dengan segala keterbatasanku, dengan segala kekuranganku...
aku disini, berharap akan sebuah kebahagiaan untuk dirinya...
langit makin gelap, angin malam tetap berhembus, dengan deretan gerimis yang membasahi mukaku, aku hanya mampu mengatakan ini dari kejauhan, dengan harapan hatimu bisa merasakan dalam tiap keseharianmu
Aku merindukanmu, dalam jauhku, aku selalu menyayangimu...sayang...
"apa?" tanyaku dengan pelan mengikuti suara rendahnya.
"kau yang terbaik, pengorbananmu sangat besar untukku, tak akan ada yang bisa menjadi sepertimu" Dia mengatakannya dengan sangat penuh perasaan dan perlahan, dengan dekapan kasih sayang yang hangat terasa. Dekapan yang terasa takut akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Aku hanya mampu tersenyum padanya saat itu, walaupun wajahku tak bisa kuperlihatkan padanya yang mencoba untuk menenangkan hatinya. Jujur, saat itu yang dapat kulakukan hanya diam, bingung ingin berkata apa. hanya beberapa point penting yang tersirat dalam hati yang memang tak bisa kuungkapkan olehku saat itu.
Aku menyayangimu...sangat menyayangimu, dengan semua kekuranganmu, dengan semua tingkah bodohmu, dengan semua kejelekanmu, dengan semua tingkah jorokmu, dengan semua hal yang memang aneh kenapa aku bisa menyayangimu seperti ini. Aku hanya ingin kau terjaga dengan baik sampai saatnya nanti aku bisa memilikimu dengan sempurna. Aku hanya tak sanggup sebenarnya melihat jerit tangis hatimu yang terasa olehku tiap mengetahui kondisimu yang pilu. Aku hanya mencoba untuk bisa selalu menghiburmu dengan segala keterbatasanku.
Kau tahu sesuatu? sebenarnya kau lah yang banyak berkorban untukku, kau begitu baik...sangat baik...kau adalah dewi kecilku yang selalu aku inginkan dari dulu untuk bisa menemaniku setiap saat, bercanda, tertawa, saling menyemangati dan penuh keceriaan. aku tak banyak berkorban seperti yang kau katakan, aku masih kalah oleh kebaikanmu selama ini padaku, ketegaranmu, kesabaranmu, dan kasih sayangmu yang benar-benar bisa menghargai keberadaanku seutuhnya...
kau tak pernah tau bahwa sebenarnya akulah yang takut kehilangan dirimu...akulah yang takut tak bisa membahagiakanmu...aku yang selalu membuatmu sedih....aku yang selalu merindukanmu....aku dan segala kesalahan-kesalahanku yang memang membuatku terbatas untuk memilikimu dan menjagamu setiap saat....
kau tahu sesuatu?aku bingung dengan apa yang kurasakan...terhadap sebuah pilihan yang membuatku selalu berfikir tentang arti sebuah kebahagiaan....aku yang selalu mendambakanmu...dan kau yang selalu baik terhadapku...kau yang selalu berkorban untukku...
"iya" dia masih tetap tersenyum walaupun aku tau sebenarnya dia masih ingin bersamaku sampai depan pintu rumahnya, muka yang mencoba untuk ikhlas itu sangat terasa di hati ini.
"kau pernah mendengar tentang sebuah cerita?" aku mencoba untuk menenangkan hatinya
"apa?" dia menyahut sedikit antusias.
"cerita tentang seorang wanita yang memiliki impian untuk hidup bersama lelaki yang dikasihinya. pengorbanan dan perjuangannya luar bisa untuk mencapai impiannya tersebut, karena memang lelaki tersebut tidak ada disampingnya terus, bahkan sampai sempat menghilang tak ada kabar. tapi kau tahu sesuatu?tak lebih dari 2 tahun akhirnya impiannya terkabul. Mereka dipersatukan kembali oleh satu hal yang bernama takdir. Dan tak ada senjata sehebat apapun yang bisa merubah takdir kecuali do'a yang baik. kitapun bisa seperti mereka dengan sebuah keikhlasan dan do'a yang kita utarakan"
dia terssenyum, memelukku, kemudian akhirnya berjalan meninggalkanku untuk pulang kerumahnya. sesekali dia melihat ku dari kejauhan, dengan sedikit gerimis yang jatuh dengan konstan, sampai akhirnya dia menghilang dri pandanganku dan sampai ke pintu rumahnya, tempat tinggalnya bersama orang tua yang disayanginya.
Aku masiih disini, masih tetap tersenyum untuknya, masih tetap mencoba untuk membahagiakannya, dengan segala keterbatasanku, dengan segala kekuranganku...
aku disini, berharap akan sebuah kebahagiaan untuk dirinya...
langit makin gelap, angin malam tetap berhembus, dengan deretan gerimis yang membasahi mukaku, aku hanya mampu mengatakan ini dari kejauhan, dengan harapan hatimu bisa merasakan dalam tiap keseharianmu
Aku merindukanmu, dalam jauhku, aku selalu menyayangimu...sayang...
No comments:
Post a Comment